PENTING !!!

Beberapa artikel di dalam Blog saya sebagian saya ambil dari beberapa blog dan web yang Saya kunjungi...apabila ada pihak yang bersangkutan merasa keberatan atas di tayangkannya artikel tersebut di dalam blog saya harap mengirimkan email ke asya_rohm4il@yahoo.co.id agar nantinya saya bisa menghapus artikel tersebt... Terima Kasih...


Tambahan :

Di dalam Blog saya terdapat dua Istilah yang mungkin para pembaca merasa kebingungan dan merasa engga nyambung ko Judulnya ini isinya itu.. Untuk itu saya menjelaskan arti dari istilah2 yang saya tulis...


REHAT : Renungan Hati

KAMUS : Kata Mutiara Sederhana


Nah itulah arti dari istilah2 yang ada pada Blog saya semoga para pembaca tidak lagi salah paham..^^

Sabtu, 01 Oktober 2011

PAHALA YANG ABADI



”Sesungguhnya Allah telah membeli orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka, mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh, (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an”
(QS. At-Taubah 9 : 111)
Kehidupan dunia telah kita yakini dan memang telah terbukti sebagai kehidupan yang sementara, manusia sebagai salah satu makhluk Allah SWT telah dipastukan akan mati, sebagai Muslim tidaklah penting kapan dan dimana kita akan mati, yang terpenting adalah apakah kita bisa mencapai kematian dalam keadaan tunduk pada Allah SWT atau tidak, seperti kita ketahui Allah memang menghendaki demikian sebagaimana firmannya ”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (muslim)” (QS. Al-Imran : 102) Inilah persoalan besar yang harus diperhatikan setiap manusia, tapi sayang sekali banyak manusia yang mengabaikannya. Dalam konsepsi Islam, mati bukanlah akhir dari segalanya tapi justru mati itu merupakan awal dari kehidupan yang panjang yaitu kehidupan akhirat dan setiap kita pasti menginginkan kebahagiaan di akhirat, karenanya dalam berdo’a tak pernah kita melupakan memohon hidup dunia dan akhirat. Berdo’a saja tidak cukup, kebahagiaan di akhirat juga harus dicapai dengan bekal pahala yang banyak dan untuk memperoleh pahala yang banyak berarti harus beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya, meskipun begitu ada perbuatan yang pahalanya akan terus diraih oleh orang yang beramal meskipun ia sudah meninggal dunia, dalam hal ini Rasulullah SAW menunjukan empat perkara sebagaimana sabdanya ”Ada empat perkara yang mengalir pahalanya setelah pelakunya meninggal dunia yaitu, orang yang meninggal selagi giat-giatnya berjuang dijalan Allah (Jihad/Da’wah), orang yang mengajarkan ilmunya, senantiasa mengalirkan pahala baginya, orang yang memberikan shadaqoh, maka pahalanya akan mengalir untuknya dimana saja shadaqoh itu terletak dan orang yang meninggalkan anak yang sholeh dan anak tersebut selalu berdo’a untuk kebahagiaannya” (HR. Ahmad dan Thabrani)
1. Mati Syahid
Mati syahid adalah kematian yang dicapai tatkala seseorang tengah berjuang menegakan kalimah Allah SWT (Jihad/da’wah), Begitu mulianya mati syahid sehingga seorang mukmin yang sebenar-benarnya dimanapun ia berada selalu mendambakannya, para syuhada di alam akhirat mendapatkan kenikmatan yang luar biasa, mereka pasti meraih syurga yang dijanjikan Allah, baca (QS. At-Taubah 9 : 111). Oleh sebab itu setiap kita seharusnya tidak segan segan berjuang dijalan Allah SWT untuk menegakkan kalimah-Nya, manakala seseorang punya kedudukan, kesempatan dan kemampuan seharusnya dimanfaatkan untuk itu yaitu jihad atau berda’wah.
2. Mengejar Ilmu
Ilmu adalah salah satu kunci dan bekal seseorang untuk mencapai kebenaran serta kebahagiaan didunia dan akhirat, oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan menuntut ilmu untuk selanjutnya ilmu itu diamalkan demi tegaknya al Haq (kebenaran). Salah satu cara mengamalkan ilmu adalah dengan mengajarkannya pada orang lain sehingga orang lain dapat memahami dan mengamalkan yang kita peroleh. Ilmu itu hendaknya seperti air, ia selalu mengalir dan membersihkan yang kotor serta menyuburkan tanah yang tandus, dengan mengajarkan ilmu diharapkan orang yang diajarkannya dapat menghilangkan sifat-sifat yang buruk dan menumbuhkan siifat-sifat yang baik. Oleh sebab itu belajar dan mengajar dalam ajaran Islam mendapat keutamaan sendiri, tapi bila seseorang tidak memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan maka Allah SWT menyediakan siksa untuknya. Nabi Muhammad SAW bersabda ”Seberat-berat siksaan atas manusia pada hari kiamat adalah orang alim (berilmu) yang tidak memanfaatkan/mengamalkan ilmunya” (HR. Thabrani). Karena orang yang tidak memanfaatkan/mengamalkan ilmunya akan diazab Allah SWT, kita juga tidak boleh berpendapat, kalau begitu lebih baik saya tidak mempunyai ilmu saja daripada tidak memanfaatkannya, padahal Allah SWT justru akan mengazab orang yang tidak mau tahu atau tidak menuntut ilmu.
3. Bershodaqoh
Memperbanyak harta merupakan salah satu kesenangan manusia, Allah SWT memmang mempersilahkan manusia untuk mencari harta sebanyak mungkin, tapi dari sekian banyak harta yang didapatkan sebagi muslim kita berkewajiban mengeluarkan sebagian hartanya ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqoh) untuk kepentingan Islam serta umatnya. Kesadaran ini harus terus dipupuk karena pembangunan Islam dan umatnya tidak lepas dari keterikatan pada dana yang didapat dari kesadaran bershodaqoh. Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan untuk mewujudkan kesadaran bershodaqoh manakala ingin meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat, tapi bila tetap bermegah-megahan dengan harta dan tidak mau bershodaqoh maka azab Allah SWT akan menimpanya, baca (QS. Al-Humazah 1-7)
4. Anak Shaleh yang Mendo’akan Orang Tuanya
Tiap orang yang menikah pasti menginginkan punya anak dan tiap orang tua yang muslim pasti ingin anaknya menjadi anak yang sholeh, karena itu pagi, siang, sore, dan malam kita selalu berdo’a agar Allah SWT menganugrahi keturunan yang sholeh, namun dalam konsepsi Islam, anak sholeh itu bukan sekedar didambakan dan meraihnya hanya dengan do’a tapi juga hanya dengan do’a tapi juga dengan usaha. Dengan begitu orang tua yang ingin anaknya sholeh seharusnya selain di do’akan juga diberi pendidikan, baik pendidikan umum lebih-lebih pendidikan agama dan yang terutama yaitu pendidikan Akhlaq atau adab sopan santun. Sehingga anak akan sanggup mendo’akan orang tuanya dengan didasari rasa berbakti sang anak kepada orang tua.
Demikianlah keempat perkara atau unsur yang dapat membuat manusia yang sudah meninggal namun bisa mendapatkan pahala yang terus mengalir yaitu yang kita sebut dengan pahala Abadi.
Sumber : Mutiara Da’wah
»»  READMORE...

Komentar Terbaru